Home » » AJIAN, MANTRA, LAKU MAHA GURU SAKTI

AJIAN, MANTRA, LAKU MAHA GURU SAKTI


Pada zaman Walisongo,para Wali mengadakan sarasehan membahas tentang adanya kaprawiran serta jayakawijayan yang terdiri dari tiga perkara yaitu:

1Mel atau mantra
Mel atau mantra yaitu semua mantra yang bersal dari bahasa Jawa supaya diganti dengan bahasa Arab semua,namun Kanjeng Sunan Kalijaga tidak setuju sebab banyak kaprawiran mantranya berasal dari sasmitaning gaib(dawuing Pangeran/bisikan Tuhan).justru ada juga mntra dengan kalimat tidak di mengerti,maka apabila di ganti di khawatirkan berkurang daya khasiatnya.Terus bagaimana apabila menemukan kalimat yang tidak di mengerti? Keputusan para Walisongo yang bisa diganti tetap diganti tetapi yang tidak dapat diganti tidak di paksa,sehingga nanti jangan heran apabila menemukan mantra kalimatnya campuran bahasa Jawa dan Arab

2 Laku/Lelaku/Proses
Semua ilmu/kesaktian terjadi karena proses dari diri kita,tetapi apabila lelaku/proses tadi lamanya sampai 40 hari apabila kuat pasti mengesampingkan kewajiban ibadah maka para Walisongo dari pendapat Kanjeng Sunan Kalijaga laku/proses tadi bisa diringkas menjadi 3 hari tetapi harus memilih hari yaitu dina 3 neptu 40 yang antara lain sebagai berikut:
a. Kamis Wage,Jumat Kliwon,Sabtu Legi
b.Jumat Pahig,Sabtu Pon,Minggu Wage
c.Sabtu Kliwon,Minggu Legi,Senen Paing
d.Selasa Kliwon,Rabo Legi,Kamis Paing
e.Rabo Pon,Kamis Wage,Jumat Kliwon
Dari kelima poin ini bisa dipilih salah satu.Namun tidak semua proses memiliki waktu yang sama kadang ada yang pendek misal satu hari kadang ada yang tiga hari kadang ada yang tujuh hari bahkan ada yang satu tahun,semua itu tergantung dari bobot ilmu/kaprawiran jayakawijayan yang di buat

3 Patrap/Tatacara
Patrap/Tatacara beserta laranganya tidak boleh dilanggar dan dirubah,sebab sudah melekat sendiri sendiri pada masing masing mantra sehingga sesuai dengan yang dikehendaki.

Dari ketiga perkara tadi apabila mau melakukanya dengan sungguh sungguh pasti tidak meleset dan berhasil,sehingga ada peribahasa Jawa yang berbunyi ''Sing sopo temen bakal tinemu'' .Semua itu harus dengan lambaran percaya dari jiwa dan rasa serta atas izin yang di Atas,apabila dinalar pakai akal sehat tidak masuk akal sebab berkaitan dengan kasukman(Sukma).

Sedikit keterangan berkaitan dengan Laku/Lelaku dan Patrap versi kejawen
PATIGENI
Yaitu tidak makan dan minum serta tidak boleh melihat unsur api baik itu abu,arang,cahaya,atau hal yang berkaitan dengan api (harus dalam ruang gelap)
PUASA
Yaitu tidak boleh makan dan minum kecuali lapar atau haus sekali, misal tidak merasa lapar dan haus selama 2 hari maka pada waktu itu tidak boleh makan dan minum
NGLOWONG.
yaitu boleh melihat terangnya suasana tetepi tidak boleh makan dan minum
NGEBLENG
Yaitu tidak boleh melihat terangnya suasana serta tidak boleh makan dan minum
MENDHEM/TAPA PENDHEM
Yaitu tidak boleh makan dan minum serta harus berada dalam tanah
NGEPEL
Yaitu semua yang dimakan harus dikepal
NGROWOT
Yang di makan sebangsa krowodan misal ketela,buah buahan atau dengan kata lain tidak boleh makan unsur beras dan daging serta telur
PADONING BEBET
Maaf itu sebuah kemaluan atau buah dzakar  
MUTIH
Yaitu yang dimakan hanya nasi putuih dan minumnya  air putih, bebas


SELAYANG PANDANG KAPRAWIRAN JAYAKAWIJAYAN
Dalam konteks jayakawijayan tidak ada istilah benda bertuah,transfer energi,azimat/gembolan,benda isian,karena semua itu sifatnya sementara artinya tergantung dari yang membuat,kalau misalkan ada azimat terus yang membuat mengatakan ''azimat ini kekuatanya langgeng'' itu kata kata bohong karena barang isian itu harus diisi kembali di lain waktu atau dengan kata lain seperti handphone,sehingga cocok bagi mereka yang menginginkan secara instan dan dalam kurun waktu tertentu tidak sadar kalau isian benda tersebut sudah habis,terus bagaimana bagi mereka yang hanya memakai dan tidak bisa mengisi lagi?jawabnya cukup simpel yaitu sia sia karena seperti memiliki sampah.
Dalam Kaprawiranjayakawijayan tidak seperti itu semua ilmu yang dimiliki murni olah batin dan tidak ada unsur isian/asmak.Disini ilmu terbentuk melalui ritual tersendiri seperti dibahas diatas(3perkara),dan berhasil tergantung dari diri kita pribadi dalam menjalankan lelaku dan sifatnya menyatu pada sukma kita
Share this article :
 

© 2013. Info Mistik